PusakaKeris Mpu Gandring - Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah
Cerita Kisah Sejarah Keris Empu Gandring Dan Pedang Naga PuspaEmpu Gandring Dan Naga Puspa – Misteri Gunung Kelud tidak jauh dengan legenda yang menyertainya. Sebuah kisah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Gunung Kelud merupakan seputar kutukan keris Empu literatur Jawa kuno, nama Mpu Gandring timbul di dalam Serat Pararaton . Pararaton berisi catatan mengenai raja-raja Jawa, terutamanya kerajaan Singosari 1222 – 1292 dan Majapahit 1293-1518 yang menguasai wilayah Jawa Timur. Komponen awal Pararaton menyebutkan kisah raja pertama Singosari, merupakan Ken Angrok yang memerintah cuma lima tahun 1222-1227.Ken Angrok, atau ada pula yang menyebutnya Ken Arok, lahir di Singosari pada 1182 dan wafat pada 1227. Ken Angrok dilahirkan oleh seorang wanita bernama Ken Endog yang memiliki pasangan bernama Brahmin Gajahpura dari Kediri [2]. Versi lain menyatakan bahwa Ken Angrok tidak memiliki ayah sebab dia merupakan titisan lantas Syiwa. Sebab ibunya malu seandainya diketahui melahirkan buah hati tanpa ayah, maka bayi Ken Angrok diletakkan semacam itu saja di kuburan atau tepi sungai. Seorang antagonis bernama Bango Samparan, diketahui juga dengan nama Lembong, tidak sengaja mendengar tangisan bayi Ken Angrok. Bango Samparan kemudian memungut bayi itu. Ketika Ken Endog mendengar bahwa Bango Samparan memungut si kecilnya, Ken Endog kemudian menemui Bango Samparan. Mereka berdua kemudian bersama-sama membesarkan Ken beranjak dewasa, Ken Angrok gemar mencuri dan berjudi. Tetapi pada suatu hari, dia secara kebetulan berjumpa dengan seorang pendeta brahmana bernama Dang Hyang Lohgawe. Lohgawe kemudian menyarankan agar Ken Angrok bekerja saja di Tumapel. Di Tumapel, Lohgawe akan menyajikan Angrok terhadap Tunggul Ametung, dan mengusulkan agar Angrok diwujudkan tangan kanan. Tak berapa lama, Angrok sudah bekerja sebagai tangan kanan Tunggul Ametung memiliki seorang istri yang kecantikannya betul-betul termasyhur di Tumapel. Namanya Ken Dedes. Ken Dedes merupakan buah hati seorang pertapa Buddha bernama Mpu Purwa. Suatu hari, Ken Dedes yang sedang hamil memandu Tunggul Ametung mengunjungi suatu desa. Ketika turun dari kereta, kain yang dipakai Ken Dedes tersingkap, dan Ken Angrok yang ketika itu memandu mereka tidak sengaja memandang betis dan rahasianya. Lantas itu, jatuh cintalah Ken Angrok terhadap Ken kejadian itu, niat Ken Angrok untuk mempersunting Ken Dedes semakin bergejolak. Tetapi, dia berpikir bahwa tidak ada sistem lain untuk menerima Ken Dedes kecuali dengan membunuh Tunggul Ametung. Ketika menyajikan niat ini terhadap Lohgawe, Ken Angrok lantas merasa tidak Nrimo sebab niatnya itu tidak memperoleh restu dari Lohgawe. Sebab itu, Ken Angrok kemudian pergi menemui ayah angkatnya Bango Samparan di Karuman. Bango Samparan memberi restu terhadap niat Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung, dan berkatalah dia terhadap Ken AngrokBaiklah seandainya demikian saya akan memberikan restu bahwa kamu akan menusukkan keris terhadap Tunggul Ametung dan mengambil istrinya itu. Tetapi cuma saja, anakku Angrok, akuwu [Tunggul Ametung] itu sakti; mungkin [akuwu] tidak akan terluka seandainya kamu menikamnya dengan keris yang kurang Samparan kemudian memberi usulanSaya punya seorang kawan, seorang pintar keris di Lulumbang. Namanya Mpu Gandring. Keris buatannya bertuah; tidak ada orang yang tidak mempan terkena keris buatannya; tidak perlu dua kali ditusukkan. Hendaknyalah kamu menyuruhnya membuatkan sebuah keris. Apabila keris itu sudah selesai, dengan keris itulah kamu hendaknya membunuh Tunggul Ametung secara di atas menyiratkan bahwa Ken Angrok belum pernah mengenal nama Mpu Gandring. Situasi ini memberikan dua arti. Pertama, bahwa reputasi Mpu Gandring sebagai pembuat keris bertuah kurang diketahui secara luas, malahan oleh sosok Ken Angrok yang dulunya mungkin cukup sociable sebab kegemarannya berjudi, dan dilanjutkan tinggal di lingkungan Tumapel, wilayah yang lebih besar dan maju. Kedua, sosok Mpu Gandring sendiri boleh jadi samar obscured sebab dia kemungkinan sengaja menjauh dari keramaian dengan alasan yang bersifat asketisme. Dalam hal ini, Mpu Gandring sendiri kemungkinan juga merupakan seorang sosok Mpu Gandring kurang jelas, sebuah novel karangan Arswendo Atmowiloto berjudul Senopati Pamungkas [3] menyebutkan bahwa Mpu Gandring memiliki nama asli Kiai Sumelang Gandring. Mpu Gandring merupakan keturunan para pembuat keris yang menuntut ilmu hingga ke Jawa Barat. Diceritakan pula bahwa Mpu Gandring memiliki 12 orang murid yang kesemuanya memakai sebutan “Gandring”.Setelah menemui ayah angkatnya itu, Ken Angrok kemudian pergi ke Lulumbang untuk menemui Mpu Gandring. Dalam novel Gajah Mada karangan Langit Kresna Hariadi, Lulumbang diketahui pula dengan nama Sapih LumbangDari Tongas, akan menonjol ketinggian Bromo. Bromo senantiasa dikemuli halimun tebal sehingga acap kali tidak jelas, kecuali di musim kemarau. Menjelang Bromo atau lebih kurang dua tabuh waktu yang dibutuhkan dengan berkuda, di sanalah letak sebuah daerah yang betul-betul cantik. Tempat itu bernama Sapih atau orang juga menyebutnya Lumbang … apa Sapih Lumbang ada kaitannya dengan Lulumbang? Lulumbang tentu bukan nama sembarangan sebab di sanalah seorang empu pembuat keris pernah memasuki Bromo’ bisa diartikan betul-betul dekat dengan gunung Bromo padahal frasa ini sulit dievaluasi. Oleh sebab itu, frasa dua tabuh’ perlu didefinisikan terutamanya dahulu. Apabila diasumsikan bahwa kecepatan berjalannya kuda menuju ke daerah yang cantik’ yang secara relatif diartikan sebagai perbukitan dengan panorama cantik merupakan 2 km/jam sebab jalur menanjak maka jarak 25 km bisa ditempuh dalam waktu jam. Jarak ini merupakan jarak antara Tongas dengan Lumbang masa sekarang. Satu tabuh diartikan sebagai penanda fajar hingga tengah hari, dan tengah hari menuju senja, yang masing-masing merupakan 6 jam. Perlu diingat bahwa ada dua desa Lumbang, merupakan Lumbang 1 dan Lumbang 2 di wilayah Pasuruan. Lumbang 1 inilah yang berjarak 25 km dari Tongas, berada dekat dengan Bromo dan berada di mulut pegunungan Tengger. Lokasi desa Lumbang 1 bisa dilihat pada peta di bawah satelit provinsi Jawa Timur lokasi desa Lumbang 1 Sumber google mapKen Angrok kemudian berjumpa Mpu Gandring di Lulumbang. Ken Angrok berkata terhadap Mpu GandringTuankah barangkali yang bernama Gandring itu? Hendaknyalah hamba dibuatkan sebilah keris yang bisa selesai dalam waktu lima bulan, akan datang kebutuhan yang patut hamba waktu lima bulan ini dirasa terlalu kencang oleh Mpu Gandring. Dia mengatakan bahwa dibutuhkan waktu satu tahun untuk menuntaskan sebilah keris bertuah. Dalam cerita rakyat yang lain, tenggat waktunya bukan lima bulan, tetapi 40 hari. Mpu Gandring mengatakanJangan lima bulan itu. Apabila kamu mengharapkan yang baik, kaprah-kaprah satu tahun baru selesai. Keris akan baik dan matang Ken Angrok memaksaNah, biar bagaimana mengasahnya, cuma saja, hendaknya keris itu diselesaikan dalam lima hasil perhitungan sederhana, penulis memperkirakan bahwa keris Mpu Gandring diwujudkan selama tujuh bulan. Berikut sistem perhitungannyaPararaton menyebutkan bahwa Ken Dedes sedang hamil ketika Ken Angrok memandangnya untuk pertama kali. Seorang perempuan umumnya menonjol jelas hamil ketika kehamilannya menginjak 3-4 bulan. Pararaton juga menyebutkan bahwa sesudah Tunggul Ametung terbunuh oleh keris Mpu Gandring, buah hati Tunggul Ametung dari hasil perkawinannya dengan Ken Dedes itu lahir. Dengan asumsi bahwa kelahirannya normal tidak prematur, dengan batas maksimum 10 bulan, maka lama pembuatan keris maksimum merupakan 7 = masa kehamilan Ken Dedes hingga melahirkan = 10 bulan maksy2 = bulan kehamilan ketika Ken Angrok memandang Ken Dedes = 3 bulan kehamilan menonjol jelasy1 – y2 = 7 bulanLima atau tujuh bulan berlalu dan Ken Angrok datang lagi mengunjungi Mpu Gandring untuk mengambil keris orderannya. Mpu Gandring ternyata belum menuntaskan kerisnya. Keris itu digambarkan punya hulu kayu cangkring yang masih berduri, belum dikasih perekat, masih kasar. Sebab tidak sabar, Ken Angrok mengambil keris yang tengah diasah oleh Mpu Gandring, lalu menikamkannya ke tubuh Mpu Gandring. Keris itu betul-betul sakti menurut ilustrasi Pararaton berikutLalu diletakkan [keris itu] pada lumpang batu daerah air asahan, lumpang berbelah menjadi dua; diletakkan pada landasan penempa, juga ini berbelah menjadi menemui ajalnya, Mpu Gandring menyumpahi Ken AngrokNak Angrok, kelak kamu akan mati oleh keris itu; buah hati cucumu akan mati sebab keris itu juga; tujuh orang raja akan mati sebab keris Mpu Gandring teknologi canggih abad ke-13Keris Mpu Gandring kemungkinan merupakan hasil dari aplikasi teknologi laminasi logam pertama kali di Jawa Kuno. Keris hal yang demikian mirip dengan keris nomor 3 pada gambar di bawah. Keris nomor 3 diwujudkan antara abad ke-13 dan 14 [5]. Keris Mpu Gandring dikatakan memiliki pamor padahal kurang jelas pula gambar pamor yang seperti apa. Keris nomor 3 juga memiliki pamor gambar daun. Keris nomor 3 ini, seperti yang dijelasakan dalam Ref. merupakan aplikasi teknologi laminasi keris pertama kali. Ini berarti bahwa di dalam besinya terdapat inti core yang terbuat dari nikel. Lapisan nikel ini dijepit oleh besi dengan profil U’ kemudian ditempa. Efek dari pemberian nikel ini merupakan meningkatkan ketahanan terhadap korosi sekaligus menambah kelenturan. Pembaca juga bisa mempelajari lebih jauh deskripsi progres pembuatan keris pada masa modern dalam rujukan [6]. Dalam buku itu disebutkan bahan-bahan membuat keris, merupakan besi 12-18 kg, baja 600 gr dan bahan pamor, misal nikel 125 gram.Ragam keris yang diwujudkan pada jaman Jawa KunoAda sebuah pendapat bahwa keris Mpu Gandring memiliki daya mekanik yang baik, lebih baik dari keris-keris lainnya. Kunci dari daya itu terletak pada progres pembuatan keris. Ketika keris selesai dipanaskan Mpu Gandring memasukkan keris yang masih panas itu ke sebuah wadah yang berisi racun ular. Progres pemberian racun ular terhadap keris dinamakan warangan. Konon, racun ular bisa menolong progres pendinginan quenching dan meningkatkan kandungan karbon di dalam logam. Selain racun ular, racun lain yang umumnya dipakai untuk warangan keris berasal dari bangkai ular tanah, bangkai ular kobra, dan bangkai katak katak kerok.Keris jadi lebih getas dan tidak mudah berdeformasi sebab adanya peningkatan kandungan karbon di dalam keris. Progres pemberian racun pada keris yang lewat progres pembakaran umumnya berlangsung di bulan Suro. Pemberian racun pada keris semata-mata cuma bertujuan untuk menambah kesanggupan lahiriah semata. Tetapi demikian, lahiriah dari keris seandainya terlalu acap kali di-warang-i juga akan rapuh. Progres pemberian racun ular terhadap keris dikerjakan sebagai berikut [lihat laman Ki Cancut]baca juga Doa NurbuatKeris dipisahkan dari gagang dan warangka. Keris dipanaskan pada tungku api. Keris dimasukan kedalam bubuk racun pada kondisi panas dan dikerjakan sebagian kali untuk menambah racun atau memperkuat racun hal yang demikian. Pada ketika keris berada dalam kondisi panas, maka seandainya dimasukkan pada bubuk racun, maka akan mengabsorpsi racun hal yang demikian hingga menyatu pada batang warangan dikerjakan pada senjata para pendekar dan para prajurit dalam menghadapi musuh agar pada ketika bertempur dengan goresan luka yang sedikit saja keris itu cakap menimbulkan efek yang mematikan. Pada ketika terjadi perang pengorbanan melawan Belanda, hal ini dirasa cakap mengimbangi daya musuh yang pada ketika itu berupa senjata terlalu banyak racun yang dikasih terhadap keris maka akan menghasilkan keris hal yang demikian rapuh dan keropos. Pun seandainya kadar racun sudah lewat batas kewajaran akan mengakibatkan udara sekitar tercemari oleh racun pada keris pada ketika keris berada di luar kerangkannya. Dampak yang bisa terjadi merupakan keracunan ringan berupa pusing atau muntah-muntah. Sehingga seandainya mengerjakan warangan, maka sang empu patut mengenal berapa besar kadar racun yang sudah berada dalam keris dan berikutnya menetapkan akan dikasih lagi racun atau keris sesudah dikerjakan warangan, maka warna permukaan keris akan menjadi bersih dan berwarna metalik gelap logam putih dan pada permukaannya akan menonjol rongga-rongga yang betul-betul kecil. Eksistensi keris Mpu Gandring masih menjadi misteri hingga sekarang. Mitos mengenai keberadaannya menghasilkan kisah yang menarik enthralling stories, seperti yang ditulis dalam Ref. . Ada sebagian versi cerita mengenai keberadaannyaUntuk menghindari perselisihan berdarah, Keris Mpu Gandring dibuang ke Laut Jawa dan berubah menjadi naga Keris Mpu Gandring secara misterius menghilang, atau jatuh ke tangan orang penting dalam pemerintahan Keris Mpu Gandring ditanam di dalam Candi Anusapati atau Candi Trampil di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa TimurDalam tiap petualangannya, Arya Kamandanu senantiasa ditemani oleh pedang pusakanya bernama pedang Naga Puspa ciptaan gurunya, Mpu mulanya pedang pusaka ini diwujudkan untuk Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Mongolia sebagai tebusan atas diri Ranubhaya sebagai tawanan kerajaan. Tetapi pedang ini malahan menjadi rebutan pejabat kerajaan. Demi menyelamatkan pedang hal yang demikian dari orang-orang yang berwatak jahat, pedang pusaka hal yang demikian hasilnya diserahkan terhadap pasangan pendekar suami-istri bernama Lo Shi Shan dan Mei pendekar ini hasilnya menjadi buronan dan menjadi pelarian hingga terdampar ke Tanah Jawa. Sesampainya di Tanah Jawa, pedang ini malahan menjadi rebutan oleh banyak pendekar jahat. Lo Shi Shan tewas, pedang malahan beralih ke tangan Mei Shin. Mei Shin malahan hidup terlunta-lunta, kemudian ditolong oleh Arya Kamandanu. Dalam kebersamaannya, merekapun saling jatuh cinta, kemudian Arya Kamandanu menikahi Mei Shin, dan hasilnya pedang pusaka hal yang demikian diserahkan ke Arya Kamandanu, murid kesayangan dari pencipta pedang Naga Puspa itu Naga puspa ini semacam itu dahsyat kekuatannya, ketika pedang ini sudah keluar dari warangka nya, maka akan mengeluarkan pamor yang berwarna kemerah-merahan. Dalam penciptaannya, Mpu Ranubhaya memasukkan daya Naga Bumi kedalam pedang hal yang demikian, sehingga bagi siapa saja yang berani mencabut pedang hal yang demikian dari warangkanya tetapi tidak memiliki daya dalam yang memadai, maka pemegang pedang hal yang demikian kekuatannya akan tersedot oleh daya ghaib yang ada dalam pedang Naga Puspa ini hingga bisa menyebabkan kematian. Telah banyak korban-korban yang berjatuhan dampak kecerobohan memakai pedang Kamandanu sendiri tidak pernah berani berlama-lama ketika memakai pedang hal yang demikian, sebab padahal dia sudah menguasai jurus -jurus dasar Naga Puspa, Tetapi dia masih belum cakap mengontrol daya liar yang ada dalam pedang ini. Sampai suatu ketika, pedang ini malahan jatuh ketangan musuh besarnya, hasilnya banyak korban yang Arya Kamandanu digigit oleh ular makhluk jadi-jadian naga puspa, kemudian bertapa hingga 40 hari lamanya dan cakap menyempurnakan jurus naga puspanya hingga ke tahap akhir dan dengan bantuan Keris Mpu Gandring, barulah dia bisa merebut kembali Pedang Pusaka hal yang demikian dari tangan musuh bebuyutannya, dan kemudian dengan daya ghaib ular Naga Puspa yang sudah mengalir dalam tubuhnya, hasilnya Kamandanu bisa mengalahkan keganasan pedang ini, kemudian pamornya berubah menjadi masa akhir petualangannya, agar Pedang Pusaka hal yang demikian tidak jatuh lagi ke tangan pendekar yang berwatak jahat, Kamandanu memilih berpisah dengan Pedang Pusaka ini, kemudian dengan mengerahkan daya daya dalamnya, dia menancapkannya betul-betul dalam pedang hal yang demikian pada sebongkah batu besar di sebuah gua yang tersembunyi, di lereng Gunung Arjuna. Di sini pula Arya Kamandanu berjumpa dengan Gajah Mada. KerisJalak Ngore PB IV Pamor Segoro Muncar Meteor Prambanan Keris Jalak Ngore PB IV Pamor Segoro Muncar Meteor Prambanan Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Jalak Ngore Pamor (motif lipatan besi) : Segoro Muncar Bahan Meteor Prambanan (bahan pamor meteor prambanan memiliki ciri warna pamor yang tidak terlalu cerah dan tidak terlalu pudar, terkesan adem jika dipandang) "dibagian bawah gonjoHARIANMERAPICOM - Keris Jaran Goyang selama ini dipercaya memiliki daya pengasihan tingkat tinggi. Jaran Goyang sendiri selain menjadi nama dapur keris juga merupakan nama ilmu atau ajian pengasihan pemikat lawan jenis. Tuah atau sugesti adanya kekuatan gaib pengasihan pada Keris Jaran Goyang, bahkan dipercaya lebih dahsyat dari ilmu ajiannya.KerisMpu Gandring adalah keris bertuah yang memiliki ciri fisik berupa warna hitam di bilahnya. Warna hitam tersebut terbentuk akibat terjangan energi gaib yang mencoba masuk ke dalamnya. Semakin gelap warna hitam dari keris Mpu Gandring tersebut maka semakin besar pula upaya energi gaib untuk bisa masuk ke dalamnya. kLOi9.