Kata inklusif kini menjadi salah satu istilah yang sering didengungkan oleh banyak pihak. Konon inklusif adalah kata kunci untuk Indonesia yang lebih lebih baik, lebih maju, dan kehidupan masyarakat menjadi lebih bahagia. Kata inipun sering disandingkan dengan banyak kata lain dimulai dari dunia pendidikan, sosial, kepemimpinan, dan lain sebagainya. Namun sudah kita mengetahui arti dari kata inklusif yang sebenarnya? Kami akan mengajak Anda untuk mengenal dan memahami makna inklusif jauh lebih dalam. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengartikan inklusif sebagai termasuk; terhitung. Jika dilihat dari asal-usulnya, inklusif berasal dari kata “inclusion” yang kalau kita artikan kedalam bahasa Indonesia bisa bermakna mengikuti sertakan atau mengajak masuk, pihak lain untuk ikut didalamnya. Secara sederhana, pengertian dari inklusif adalah sebuah sikap dimana kita memposisikan diri dalam satu level atau tataran yang sama dengan orang lain, tanpa melihat suku, ras, agama, jabatan, dan hal-hal lainnya. Baca Juga Pengertian Buzzer dan Cara Kerjanya Lawan kata dari inlklusif adalah esklusif, yakni memisahkan diri dengan kelompok lain. Berbicara tentang inlusif dan esklusif, maka bisa kita sandingkan dengan sikap keKITAAN dan keKAMIan. Kekitaan adalah inklusif, dan keKAMIan adalah esklusif. Sama-sama kata jamak, namun memiliki dimensi yang berbeda- dimana keKITAan dimensinya jauh lebih luas dan terbuka, sedangkan keKAMIan itu dimensinya sempit dan tertutup. Dalam konteks cara berpikir, masyarakat inklusif juga bisa kita artikan sebagai sebuah masyarakat yang memiliki cara berpikir, yang tidak hanya menggunakan sudut pandang mereka sendiri, namun juga sudut pandang orang lain dalam melihat sebuah kejadian atau masalah. Jika kita telusuri lebih jauh, perbedaan antara cara berpikir inklusif dan esklusif terletak pada cara kita melihat sebuah perbedaan. Sederhananya orang yang berfikiran inklusif akan melihat perbedaan sebagai suatu hal yang positif, sedangkan orang dengan cara berpikir esklusif akan melihat perbedaan sebagai suatu hal yang negatif. Cara Menumbuhkan Masyarakat dengan Sikap Inklusif Orang dengan cara berpikir yang inklusif akan melihat perbedaan sebagai sebuah hal yang positif, cara berpikir ini sangat baik karena akan memberikan motivasi untuk mempelajari perbedaan dan mencari sesuatu yang sifatnya lebih universal sehingga mendapatkan lebih banyak manfaat. Kunci untuk menumbuhkan sikap yang inklusif adalah dengan melihat perbedaan dari sudut pandang yang positif. Untuk sampai pada titik ini, ada beberapa usaha yang bisa kita lakukan dimulai dari 1. Kebenaran itu Relatif Untuk menumbuhkan sikap yang inlusif, kita bisa mulai dengan mengatakan bahwa kebenaran itu sifatnya relatif, dan selalu menyadari bahwa setiap atau semua orang atau suatu kelompok masyarakat memiliki kemungkinan untuk mencapai sebuah kebenaran. Sikap seperti ini akan membuat kita lebih toleran dan tidak terlalu melebih-lebihkan suatu hal yang selama ini dianggap sebagai kebenaran bagi kelompok tersebut. 2. Menanamkan Sikap Kolaboratif Sebagai makhluk sosial, kolaborasi atau kerjasama dengan pihak lain adalah salah satu hal yang tidak bisa dihindari, hal ini karena kita sebagai manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak bisa didobrak. Dalam hal ini kita hari mengakui adanya aspek universal dimana orang lain pasti memiliki nilai yang positif dan tidak kita miliki. Dan ini berperan sangat positif untuk mencapai sesuatu secara bersamaan. 3. Mengedepankan Sportifitas Untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif, kita bisa mulai dengan mengedepankan sportifitas dalam banyak aspek kehidupan. Jika kita terbiasa hidup dengan mengedepankan jiwa sportif, maka secara tidak langsung kita akan lebih termotivasi untuk menerima dan mengelola berbagai perbedaan yang ada sehingga akhirnya bisa bersaing dengan lebih sehat. 4. Komunikasi yang Sehat Dan untuk menumbuhkan sikap yang inlusif ditengah masyarakat kita bisa mulai untuk memperbanyak komunikasi yang sehat, tidak hanya karena kita sadar bahwa selama ini kita terlalu memiliki persepsi yang sempit, namun lebih kepada pengertian akan pentingnya bersikap ramah ditengah perbedaan yang ada. Baca Juga Mengenal KPI dan Contoh Key Perfofmance Indikator Indonesia dengan segala keberagamannya memang sangat membutuhkan sikap dan cara berpikir yang inklusif, yakni sebuah cara berpikir yang tidak memandang sebelah mata orang lain, terlepas dari kondisi dan hal lain sebagainya. Dengan cara berpikir seperti ini kita akan benar-benar bisa mewujudkan semboyan bangsa yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika”. Dapatkan info hot seputar anime dan chit chat bareng pencinta anime lainnya dengan bergabung di grup Telegram "Fandom Anime Indonesia" yang dikelola oleh melalui link berikut
Berikutmerupakan beberapa contoh eksklusivisme yang ada di masyarakat. Antara lain; Kelompok keren; Seseorang yang memiliki berbagai contoh kelompok sosial dengan pandangan bahwa apa yang dilakukan merupakan sesuatu yang keren. Hal ini akan membuat orang lain merasa kurang nyaman berada di lingkungan tersebut. Arti inklusif dan eksklusif perlu diketahui, karena kedua istilah tersebut merupakan istilah yang mirip namun memiliki pengertian yang jauh berbeda. Kedua istilah tersebut berkaitan dengan sikap dan sifat seseorang dan kelompok masyarakat yang tentu saja memiliki pengaruh terhadap tatanan sosial masyarakat. Dalam kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama terkait pengertian kata inklusif yang merupakan lawan kata ekslusif yang lebih sering kita dengar. Dengan mengetahuinya dan lebih paham perbedaanya, kita bisa lebih memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. BACA JUGA Contoh Hak di Masyarakat yang Dimiliki Setiap Orang Apa itu inklusif? idkuu Secara harafiah, pengertiannya adalah sebuah sikap atau sifat yang memposisikan dirinya ke dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain sehingga membuat orang tersebut berusaha untuk memahami perspektif orang lain atau kelompok lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Istilah ini memberikan gambaran bahwa seseorang atau sekolompok masyarakat yang memiliki pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang terbuka, mengajak dan mengikutsertakan setiap orang untuk terlibat. Setiap orang dengan latar belakang perbedaan. Ini akan membuat sebuah kondisi yang terbuka dan lebih kolaboratif dalam lingkugan masyarakat. Dengan begitu, ketertiban dan keutuhan dapat terwujud dalam lingkungan masyarakat. Konteks dalam bermasyarakat Hasil Copa Setelah mahami pengertian di atas, Sedulur tentu menjadi lebih sadar bahwa inklusif adalah sifat yang dibutuhkan. Dengan keterbukaan, kolaborasi dan ikut serta setiap elemen masyarakat dapat menciptkan sebuah kondisi ideal dalam lingkungan sosial masyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan ideal dapat membuat tatanan sosial yang lebih baik. Seperti inklusif sosial adalah sebuah kondisi di mana setiap masyarakat yang menempatkan martabat dan kemandirian individu sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup yang ideal. Manfaatnya dalam bermasyarakat Toptenid Gotong royong dan kebersamaan menjadi tujuan dan poin penting yang ingin dicapai dengan kondisi masyarakat ideal. Karena inklusif adalah sebuah sikap terbuka, maka dari itu memiliki manfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa manfaat yang dimaksud secara lebih jelas adalah sebagai berikut Dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri Dapat menghargai pesan budaya yang sesuai dengan tradisi yang dianut. Mampu menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang wajar. Dapat lebih mengembangkan kecakapan berkomunikasi dengan produktif guna mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Dapat menghargai diri sendiri dan orang lain. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama Masyarakat menjadi terbuka dan cerdas Masyarakat menemukan lebih banyak calon pemimpin masa depan yang disiapkan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Menjadi tidak ada perbedaan yang membedakan Masyarakat menjadi lebih dekat satu sama lain. Dari berbagai manfaat di atas, inklusif maksudnya dapat diwujudkan dalam bentuk lingkungan masyarakat yang lebih dinamis, saling menghargai dan tentu saling menghormati satu sama lain. Semakin baik sebuah lingkungan, tentu akan mempengaruhi kondisi hidup bermasyarakat dan akan mempengharuhi keamanan bagi negara itu sendiri. Perbedaan inklusif dan eksklusif Kafe Sentul Setelah Sedulur menyimak penjelasan di atas, tentu Sedulur menjadi lebih paham bahwa inklusif adalah sifat yang perlu ditanamkan sejak dini. Karena tujuan dan manfaat dari inklusif sendiri yang memang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah lingkungan masyarakat yang lebih sehat dan lebih baik lagi. Dibandingkan dengan ekslusif yang merupakan lawannya. Mungkin Sedulur bertanya, apa sebenarnya perbedaannya dengan eksklusif? Berikut beberapa perbedaannya agar Sedulur bisa lebih mudah memahaminya Dari segi bahasa keduanya memiliki arti yang bertolak belakang, ekslusif berarti tindakan untuk membatasi dan memisahkan diri, sementara lawannya adalah tindakan untuk mengajak dan mengikutsertakan. Ekslusif lebih bersifat menutup diri dan tidak terbuka, dalam konteks kebudayaan yaitu tidak adanya rasa toleransi dan tidak membuka diri terhadap sesuatu hal yang baru. Jika dalam konteks masyarakat, ekslusif memiliki sifat yang menutup diri dan membatasi diri hanya untuk kelompok yang sesuai dengan pergaulannya saja. Berbeda dengan inklusif yang terbuka dan bergabung dengan kelompok mana pun. Kedua hal ini merupakan pandangan atas perbedaan, yang satu adalah yang terbuka dan mengikutsertakan untuk berkolaborasi. Sementara ekslusif cenderung tertutup dan membatasi diri yang berujung mengkhususkan diri. Contoh sikap inklusif Jripto Inklusif dan eksklusif merupakan dua sifat yang saling bertentangan dan tidak dapat dipisahkan ketika membandingkan sebuah sikap atau sifat. Agar Sedulur lebih mudah untuk memahaminya lagi, berikut ini adalah penjelasan terkait conoth dalam masyarakat agar Sedulur dapat lebih paham lagi. Adanya keterbukaan dalam sebuah kelompok masyarakat yang mendorong terjadinya perubahaan sederhana dan praktis, ini merupakan ciri utamanya. Contoh kasus misalkan, dalam sebuah lingkungan masyarakat terdapat kerusakan dalam selokan pembuangan air di pemukiman warga. Beberapa masyarakat yang ekslusif akan membatasi diri mereka untuk tidak memperbaiknya, karena dalam pandangan mereka, ini merupakan tugas dari pemerintah. Di sisi lain, banyak masyarakat sekitar yang terkena dampak buruk dari terjadinya kerusakan selokan tersebut. Mulai dari munculnya berbagai penyakit, terganggunnya pembuangan rumah beberapa masyarakat hingga kerugian lain yang dialami. Beberapa masyarakat yang bersifat inklusif akan bergotong royong untuk memperbaik hal tersebut tanpa harus menunggu perbaikan dari pemerintah. Mereka berpikiran terbuka, dan inisiatif untuk memperbaiki mengingat dampak yang dirasakan sangat memberatkan masyarakat. Dari contoh sikap inklusif dalam masyarakat ini, kita bisa belajar bahwa sifat ini sangat dibutuhkan untuk membuat lingkungan sosial masyarakat menjadi lebih baik lagi. BACA JUGA Keberagaman Masyarakat Indonesia Serta Faktor & Budayanya Menerapkan inklusif dalam pendidikan Bangun Pendidikan Dilihat contoh dan manfaat di atas, kita bisa tahu bahwa sifat dan sikap ini memiliki segudang manfaat untuk menciptkan lingkungan masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan hal tersebut, lebih baik untuk menerapkannya melalui pendidikan dan diajarkan sejak dini. Pada titik ini, menjadi penting menerapkan pendidikan inklusif. Karena tujuannya sangat dapat memberikan manfaat, baik bagi siswa dalam lingkup paling kecil, hingga bagi masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Berikut ini beberapa tujuan dari penerapan pendidikan yang inklusif Membantu meningkatkan kepedulian dan kebutuhan belajar siswa Guru dan siswa nyaman dengan keberagaman Memberi kesempatan kepada peserta didik, untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan dan kualitas Adanya keanekaragaman, tidak diskriminatif, dan saling menghargai di sekolah Nah itulah tadi penjelasan terkait inklusif, mulai dari pengertian, contoh, hingga manfaatnya. Semoga penjelasan di atas bisa membuat Sedulur menjadi lebih paham lagi terkait beberapa sifat yang terdapat dalam lingkungan masyarakat. Tujuannya tentu agar Sedulur bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat lagi. Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. SebutkanContoh Penerapan Norma Di Lingkungan Negara. Contoh dari norma agama dalam kehidupan masyarakat, antara lain; Oleh dosenppkn diposting pada 27 januari 2022. Norma adalah suatu kesepakatan dalam bentuk aturan untuk membatasi perilaku masyarakat. Setiap warga negara yang hidup berdampingan dengan warga negara lainnya wajib mengikutiPembaca 17,083 Jakarta, – Sejak tahun 2003, sesuai dengan undang-undang “Sistem Pendidikan Nasional”, no. 20 tahun 2003 telah dikemukakan bahwa setiap penyandang disabilitas berhak mendapat pendidikan secara khusus. Pendidikan yang dimaksud bukan mengisolasi para penyandang disabilitas dengan system pendidikan luar biasa. Justru sejak itulah pemerintah mengiimplementasikan pendidikan inklusi sebagai sarana dalam mengembangkan potensi para penyandang disabilitas. Ternyata realita di lapangan sangat berbeda. Masih banyak sekolah regular yang menolak para penyandang disabilitas sebagai siswa. Dengan alas an tidak memiliki sarana prasarana yang memadai, tenaga pengajar yang belum dapat memahami proses pengajarannya dan lain sebagainya menjadi benteng-benteng besar yang seolah-olah menghadang para penyandang disabilitas mengenyam pendidikan inklusi. Selain itu di dalam masyarakat ternyata istilah inklusi belum dapat dikatakan familiar. Sangat sedikit masyarakat yang sudah paham dengan hal tersebut. Bahkan makna dari istilah itu sendiri sangat jauh dari harapan. Untuk itu, berikut adalah pengertian dan pemahaman terhadap istilah inklusi. Inklusi berasal dari kata ”inclusion”, yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan katanya adalah eksklusi, yang berasal dari kata ”exclusion”, yang artinya mengeluarkan atau memisahkan. Pengertian inklusi digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya. Terbuka dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya. Jadi, lingkungan inklusi adalah lingkungan sosial masyarakat yang terbuka, ramah, meniadakan hambatan dan menyenangkan karena setiap warga masyarakat tanpa terkecuali saling menghargai dan merangkul setiap perbedaan. Inklusi membawa perubahan sederhana dan praktis dalam kehidupan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, kita menginginkan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memberikan rasa aman dan nyaman, yang memberikan peluang untuk berkembang sesuai minat & bakatnya, sesuai cara belajarnya yang terbaik, yang mengupayakan kemudahan untuk melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat. Perubahan sederhana dan praktis menjadi ciri dari lingkungan inklusi. Dalam lingkungan inklusi, perubahan sederhana dan praktis merupakan upaya memudahkan setiap individu melakukan setiap kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perubahan sederhana dan praktis Ada selokan yang terbuka di sepanjang jalan dan banyak batu-batu di pinggir selokan itu, perubahan apa yang bisa dilakukan oleh warga setempat? Beberapa warga berpikir, menutup selokan adalah pekerjaan dari departemen pekerjaan umum, sikap mereka menunggu karena mereka tidak punya hambatan menggunakan jalan tersebut. Beberapa warga lain seperti orangtua yang lanjut usia, anak-anak kecil di bawah usia sekolah, mereka yang baru terkena penyakit struk, mereka yang memiliki kesulitan melihat, mereka yang berjalan dengan menggunakan tongkat atau kursi roda atau ibu yang sedang hamil merasa kesulitan, tidak aman dan tidak nyaman menggunakan jalan tersebut. Perubahan sederhana dan praktis yang diharapkan adalah Salah satu warga pergi melaporkan pada pihak yang mempunyai tugas perbaikan jalan; Sekelompok warga lainnya dapat bekerja sama menutup selokan dengan papan dan memindahkan batu-batu besar, sehingga setiap warga nyaman dan mudah menggunakan jalan tersebut. Jelas dari contoh ini, bahwa setiap orang mendapatkan manfaat dari perubahan sederhana dan praktis. Dengan gambaran di atas tercermin bahwa inklusi sebetulnya sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Mengingat pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bentuan dari orang lain. Untuk itu seperti apa pemahaman yang benar terhadap masyarakat inklusi? Masyarakat inklusi adalah kita semua dalam wilayah tertentu, yang saling bertanggung jawab untuk mengupayakan dan menyediakan kemudahan berupa bantuan layanan dan sarana agar masing-masing di antara kita dapat terpenuhi kebutuhannya, melaksanakan kewajiban dan mendapatkan haknya. Secara umum dapat diupayakan ketersediaan layanan dan sarana bagi semua warga masyarakat, tetapi dengan catatan tidaklah bisa sama untuk semua orang walaupun mereka tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Hal itu karena setiap individu dalam masyarakat unik dan berbeda. Dengan demikian maka setiap orang dalam masyarakat membutuhkan cara berbeda berupa layanan dan sarana khusus yang sesuai dan tepat dengan keunikan dan kebutuhan khususnya. Misalnya, dalam konteks sekolah, masyarakat inklusi tercermin dalam kelas yang beragam dengan siswa-siswi yang unik dan berbeda. Seorang guru kelas dianggap tahu dan memahami cara belajar dari setiap siswa-siswinya. Bila di kelas, ada siswa yang sulit belajar secara abstrak, maka guru mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan dan menyediakan media pembelajaran konkrit untuk siswa tersebut, seperti menggunakan kumpulan lidi untuk belajar konsep penjumlahan. Contoh lain, seorang anak tidak bisa belajar dalam suasana yang ramai dan ribut, maka saat anak ini membuat pekerjaan rumah, ibunya punya tanggung jawab untuk mengupayakan ketenangan di rumah, misalnya tidak memutar radio dan televisi, mengajak saudara-saudaranya bermain di ruang lain. Masyarakat inklusi adalah masyarakat yang terbuka bagi semua tanpa terkecuali, yang universal tanpa mengenal perbedaan suku, agama, ras dan ideologi. Oleh karena itu, dalam masyarakat inklusi kita bertemu dan melakukan interaksi sosial dengan pribadi-pribadi individu yang memiliki keunikan dan perbedaan. Keunikan dan perbedaan dapat dilihat dari etnik, agama dan kepercayaan, warna kulit, postur tubuh, status sosial-ekonomi, latar belakang pendidikan, profesi dan jabatan, budaya seperti bahasa, tradisi, adat istiadat, karakteristik dan masih banyak lagi perbedaan yang ditemukan. Dalam masyarakat inklusi, yang terbuka bagi semua, kita tidak hanya bertemu dan melakukan hubungan sosial dengan mereka yang memiliki keunikan dan perbedaan pada umumnya. Kita tidak dapat menghindari pertemuan dengan pribadi-pribadi individu yang memiliki ciri-ciri khusus dengan perbedaan yang sangat menonjol. Mereka memiliki perbedaan dalam kemampuan berpikir, cara melihat, mendengar, bicara, berjalan, dan ada yang berbeda kemampuan dalam cara membaca, menulis dan berhitung, serta ada juga yang berbeda dalam mengekspresikan emosi, melakukan interaksi sosial dan memusatkan perhatiannya. Individu berciri-ciri khusus dengan perbedaan yang sangat menonjol tersebut ialah orang-orang yang memiliki disabilitas, memiliki gangguan tertentu, dan mempunyai kebutuhan khusus. Mereka ada di sekitar kita, dan dalam masyarakat inklusi, kita dengan peran masing-masing mengikutsertakan mereka dalam setiap kegiatan. Jadi, masyarakat inklusi adalah masyarakat yang terbuka dan universal serta ramah bagi semua, yang setiap anggotanya saling mengakui keberadaan, menghargai dan mengikutsertakan perbedaan. Setiap warga masyarakat inklusi, baik yang memiliki perbedaan pada umumnya maupun yang memiliki perbedaan khusus yang sangat menonjol, punya tanggung jawab lewat perannya masing-masing dalam mengupayakan kemudahan, agar setiap warga masyarakat secara inklusif dapat memenuhi kebutuhannya, melaksanakan kewajibannya dan mendapatkan haknya terhadap semua bidang kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Last Updated on 7 tahun by
ContohSikap Serta Penerapan Pancasila Di Berbagai Lingkungan 1. Penerapan isi sila pertama di lingkungan rumah. Selalu meyakini pernyataan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada dan selalu mengawasi semua perbuatan kita di rumah. Senantiasa bersikap jujur serta berbicara apa adanya dengan orang tua. Disiplin dan taat saat melaksanakan ibadah di rumah. Inklusif – Grameds pasti sering mendengar atau membaca kata “inklusif”, baik di media massa maupun melalui poster yang tertempel di suatu tempat. Biasanya, kata “inklusif” ini disematkan pada ajakan untuk masyarakat supaya mau merangkul dan menghormati adanya perbedaan. Berhubung negara kita ini adalah multikultural, sehingga tentu saja ajakan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif sangat penting keberadaannya. Keberadaan lingkungan inklusif ini juga diterapkan dalam sebuah konsep pendidikan yang sekaligus didukung oleh negara melalui Undang-Undang Dasar. Lalu sebenarnya, apa sih maksud dari inklusif itu? Bagaimana penerapannya dalam konsep pendidikan yang telah dicanangkan oleh negara ini? Nah, supaya Grameds tidak bingung, yuk simak ulasan berikut ini! Pengertian InklusifManfaat InklusifKonsep PendidikanSejarah Perkembangan PendidikanImplikasi Manajerial Pendidikan InklusifTujuan Pendidikan InklusifPrinsip Dasar Pendidikan InklusifPro dan Kontra PendidikanPro PendidikanKontra Pendidikan Kata “inklusif” berasal Bahasa Inggris, yaitu “Inclusion” yang berarti mengajak masuk’ atau mengikutsertakan’. Sementara itu, lawan kata dari “inklusif” ini adalah “eksklusif” yang berarti mengeluarkan’ atau memisahkan. Apabila melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata ini memiliki definisi berupa termasuk’ dan teritung’. Nah, dapat disimpulkan bahwa “inklusif” adalah upaya untuk menerima sekaligus berinteraksi dengan orang lain meskipun orang tersebut memiliki perbedaan dengan diri kita. Singkatnya, hal ini hampir sama dengan toleransi yang mana harus diterapkan dalam masyarakat multikultural. Sikap ini secara tidak langsung mengajak kita untuk memahami permasalahan yang dialami oleh orang lain, sehingga kita tidak asal men-judge saja. Maka dari itu, sikap ini dapat diterapkan di masyarakat multikultural, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contoh sederhana dari sikap ini misalnya menghormati seseorang yang lebih tua, menghargai waktu ibadah orang lain, dan masih banyak lainnya. Keberadaan sikap inklusif seharusnya diajarkan oleh keluarga dan sekolah sejak dini, supaya dapat “menempel” hingga dewasa. Sebab nanti ketika sudah dewasa, kita akan bertemu banyak orang dengan perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, hingga pola pikir, sehingga kita harus menghargai adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Penerapan sikap ini sebenarnya sederhana, bahkan mungkin saja Grameds sering melakukannya tetapi tidak mengetahui bahkan tindakan tersebut adalah termasuk pada sikap inklusif. Berikut adalah beberapa contoh penerapan dari sikap ini dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan gotong royong untuk membersihkan desa atau kompleks perumahan. Berteman dengan semua orang tanpa melihat suku, ras, maupun agama mereka. Tidak asal menggurui orang lain yang tengah tertimpa masalah dan musibah. Memberikan kursi prioritas untuk lansia dan ibu hamil ketika naik transportasi umum. Membantu menyeberangkan lansia di jalan. Tidak mengejek budaya dan tradisi lain, meskipun bagi kita itu tampak “asing”. Tidak asal berbicara kasar ketika mengobrol dengan orang lain. Bersikap ramah pada semua orang, tidak hanya orang-orang tertentu saja. Manfaat Inklusif Penerapan sikap ini tentu saja memberikan beragam manfaat kepada kita, terutama yang hidup di tengah-tengah masyarakat multikultural. Bahkan sebisa mungkin, sikap ini harus diajarkan sejak dini. Jika Grameds mempunyai anak, adik, maupun keponakan yang umurnya masih kecil, sangat penting untuk mengajarkan sikap ini kepada mereka ya… Nah, berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari upaya penerapan sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Mengurangi adanya sikap diskriminatif, sebab pada dasarnya semua manusia itu memiliki kedudukan yang sama dan tidak boleh dibeda-bedakan. Dapat menghargai diri sendiri sekaligus orang lain yang memiliki perbedaan dengan kita. Turut mengembangkan masyarakat dengan pola pikir terbuka dan cerdas. Mengembangkan produktivitas guna membangun kehidupan yang lebih baik. Mengetahui adanya hambatan pada masalah sosial. Sebagai sikap menghargai adanya perbedaan budaya dan tradisi yang ada di lingkungan sekitar. Konsep Pendidikan Perlu Grameds ketahui bahwa sikap ini telah diterapkan dalam sebuah konsep pendidikan yang mana dicanangkan sendiri oleh negara kita. Yap, istilah pendidikan ini sebenarnya dicetuskan oleh pihak UNESCO yang kemudian dikumandangkan oleh banyak negara-negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Pada dasarnya, pendidikan inklusif ini bersifat ramah anak, sebab sasarannya adalah para anak-anak yang berkebutuhan khusus supaya mereka tetap dapat belajar di sekolah sama seperti anak-anak lainnya. Istilah pendidikan inklusif atau pendidikan inklusi ini dicetuskan oleh pihak UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization alias Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa dengan jargonnya berupa Education for All. Maksudnya, pendidikan ini harus ramah untuk semua orang dan menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam memperoleh manfaat yang maksimal dari pendidikan. Hak dan kesempatan tersebut tidak dibedakan-bedakan berdasarkan fisik, mental, sosial, emosional, bahkan status sosial ekonominya, sehingga semua orang siapapun itu boleh mengakses pendidikan. Nah, hal tersebut tentu saja sejalan dengan filosofi pendidikan nasional negara kita ini, yang mana tidak membatasi akses para peserta didik untuk bersekolah dengan latar belakang apapun. Istilah “inklusif” pada pendidikan inklusif ini tidak hanya condong pada mereka yang memiliki kebutuhan khusus saja, melainkan semua anak. Menurut seorang profesor pendidikan inklusif dari Universitas Syracuse bernama Sapon Shevin menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah-sekolah terdekat bersama teman-teman seusianya. Biasanya, lembaga pendidikan sekolah yang menyelenggarakan sekolah ini mampu menampung semua murid untuk berada di kelas yang sama. Sekolah ini nantinya juga akan menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang, tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan dari setiap muridnya. Tidak hanya itu saja, sekolah inklusif juga memberikan bantuan dan dukungan dari para guru supaya anak-anak didiknya berhasil. Atas dasar itulah, konsep pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Penyelenggaraan sekolah ini bertujuan supaya semua anak dapat mengakses pendidikan seluas-luasnya tanpa diskriminasi. Berhubung pendidikan inklusif ini “menyatukan” anak berkebutuhan khusus dan anak reguler, maka pihak sekolah yang menyelenggarakannya juga harus menyesuaikan kebutuhan peserta didik, mulai dari kurikulum, sarana pendidikan, hingga sistem pembelajarannya. Untuk tenaga pendidik, diusahakan adalah mereka yang terlatih dan profesional di bidangnya supaya dapat menyusun program pendidikan secara objektif. Sejarah Perkembangan Pendidikan Awal mula keberadaan pendidikan inklusif ini adalah di negara-negara Skandinavia yakni di Denmark, Swedia, dan Norwegia. Kala itu pada tahun 1960-an, Presiden Amerika Serikat, Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar Biasa ke Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least Restrictive Environment, yang ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1991, di Inggris mulai memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif ini yang awalnya adalah segregatif ke integratif. Segregatif adalah pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa. Tuntutan akan penyelenggaraan pendidikan inklusif untuk diterapkan di seluruh dunia ini semakin direalisasikan sejak diadakannya sebuah konferensi dunia mengenai hak anak pada tahun 1989. Selanjutnya pada tahun 1991 juga, di Bangkok, Thailand, berhasil mendeklarasikan kampanye “Education for All”. Dalam konferensi dan kampanye tersebut mengikat semua anggotanya supaya anak-anak tanpa terkecuali termasuk anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh pelayanan pendidikan secara memadai dan tanpa diskriminasi. Sebagai upaya dari tindak lanjut deklarasi kampanye yang diadakan di Bangkok sebelumnya, pada tahun 1994 pun diselenggarakan sebuah konvensi pendidikan di Salamanca, Spanyol. Dalam konvensi pendidikan tersebut mencetuskan bahwa pendidikan inklusif sangat diperlukan, yang selanjutnya dikenal dengan “The Salamanca statement on inclusive education”. Berhubung negara-negara di dunia telah berusaha mengembangkan pendidikan inklusif, maka Indonesia juga turut melakukannya. Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia menyelenggarakan konvensi nasional dan menghasilkan sebuah Deklarasi Bandung yang mana berisikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menuju pendidikan inklusif. Disusul pada tahun selanjutnya, diadakan sebuah simposium internasional di Bukittinggi hingga menghasilkan sebuah Rekomendasi Bukittinggi. Dalam rekomendasi tersebut berisikan banyak hal, antara lain adalah menekankan perlunya untuk mengembangkan program pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin anak-anak memperoleh pendidikan dan pemeliharaan secara berkualitas dan layak. Implikasi Manajerial Pendidikan Inklusif Sebuah sekolah reguler yang menerapkan program pendidikan inklusif ini, akan berimplikasi atau melibatkan dalam hal-hal berikut Sekolah reguler akan menyediakan kondisi kelas yang ramah, hangat, sekaligus menerima adanya keanekaragaman dan menghargai perbedaan dari para peserta didiknya. Sekolah reguler harus siap untuk mengelola kelas yang heterogen, yakni dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran bersama. Guru yang mengajar di kelas harus menerapkan pembelajaran yang interaktif. Guru dituntut melibatkan orang tua dalam proses penyelenggaraan pendidikannya. Tujuan Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif ini diselenggarakan di Indonesia tidak hanya semata-mata karena negara lain juga melakukannya, tetapi dengan adanya tujuan-tujuan yang berpengaruh pada rakyat Indonesia, yakni Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus supaya dapat mengakses pendidikan yang layak sesuai kebutuhannya. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun. Membantu meningkatkan mutu dari pendidikan dasar dan menengah, dengan cara menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah. Merealisasikan amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pada pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, sementara pada ayat 2 berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Merealisasikan Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Sementara pada Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Pasal 51 tentang Perlindungan Anak, berbunyi “Anak yang menyandang cacat fisik dan atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.” Prinsip Dasar Pendidikan Inklusif Prinsip dasar dalam pendidikan inklusif ini menekankan pada keterbukaan dan penghargaan terhadap anak berkebutuhan khusus. Melalui prinsip dasar ini yang mana berkaitan langsung dengan jaminan akses dan peluang bagi semua anak dalam memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang kehidupan mereka. Menurut Usman Abu Bakar 2012, terdapat dua prinsip dalam pendidikan, yakni a Prinsip Persamaan Hak Dalam Pendidikan Dalam prinsip ini, pendidikan inklusif mengakomodasikan semua anak supaya mendapatkan pendidikan secara layak, bermutu, dengan menghargai keragaman serta mengakui perbedaan individual. b Prinsip Peningkatan Kualitas Sekolah Dalam prinsip ini, pendidikan inklusif akan selalu berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya secara baik, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, kemampuan guru dan tenaga kependidikan, mengubah pandangan sekolah mengenai kebutuhan anak, melakukan kerjasama dengan institusi lain sebagai rekan untuk meningkatkan kualitas sekolah, hingga mewujudkan sekolah yang ramah anak. Sementara itu, dalam buku berjudul Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif yang ditulis oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai kerjasama dengan pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Partnership, menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, yakni sebagai berikut a Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu Dalam prinsip ini menjadi salah satu upaya pemerataan kesempatan guna memperoleh pendidikan karena melalui sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, sejumlah anak berkebutuhan khusus tidak terjangkau oleh Sekolah Luar Biasa. b Prinsip Kebutuhan Individual Berhubung setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, maka pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak. c Prinsip Kebermaknaan Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Prinsip ini menghendaki supaya keberadaan pendidikan inklusif ini tidak ada pihak yang dirugikan. d Prinsip Keberlanjutan Pendidikan inklusif harus diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir. e Prinsip Keterlibatan Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, harus melibatkan semua komponen yang terkait. Terutama dengan berkolaborasi pada sesama guru dan non-guru guna mendapatkan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pro dan Kontra Pendidikan Meskipun pendidikan inklusif ini telah diakui di seluruh dunia sebagai upaya mempercepat pemenuhan hak pendidikan bagi setiap anak, tetapi ternyata keberadaannya justru menimbulkan pro dan kontra. Nah, berikut adalah pro dan kontra dari pendidikan inklusif. Pro Pendidikan Belum terdapat bukti yang kuat bahwa Sekolah Luar Biasa merupakan satu-satunya sistem terbaik untuk memenuhi pendidikan anak berkebutuhan khusus. Biaya penyelenggaraan pendidikan inklusif ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan sekolah reguler. Dari penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa, berimplikasi atas adanya labelisasi bahwa anak-anak yang masuk sekolah tersebut adalah anak cacat’ sehingga banyak masyarakat yang tidak mau menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang tinggal di daerah-daerah tidak dapat bersekolah di Sekolah Luar Biasa dengan alasan jaraknya yang jauh dan biaya yang tidak terjangkau. Melalui pendidikan inklusif, akan terjadi proses edukasi kepada masyarakat mengenai bagaimana menghargai perbedaan yang ada. Banyak bukti di sekolah reguler, bahwa terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan secara sesuai. Kontra Pendidikan Banyak orang tua yang anaknya tidak ingin bersekolah di sekolah reguler. Banyak sekolah reguler yang belum memiliki persiapan secara penuh dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif, sebab berkaitan dengan sumber daya yang terbatas. Sekolah Luar Biasa dianggap lebih efektif untuk diikuti oleh anak-anak yang berkebutuhan khusus. Nah, itulah ulasan mengenai apa itu inklusif dan penerapannya pada konsep sistem pendidikan yang ada di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Apakah Grameds pernah melihat bagaimana sistem pendidikan inklusif ini berjalan? Baca Juga! Pengertian Pendidikan Inklusif dan Perbedaannya dengan Eksklusif Apa Itu Administrasi Pendidikan? Pengertian Musyawarah Mufakat dan Nilai-Nilai yang Terkandung di Dalamnya Rekomendasi Buku Tentang Pendidikan Cara Menghormati dan Menghargai Guru Tujuan dan Manfaat Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA Tujuan dan Jenis Pendidikan Nasional Arti dan Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tujuan Pembangunan Nasional dan Perkembangannya di Indonesia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien SikapInklusif Inklusif merupakan suatu sikap yang bersedia menerima dan mengakui individu atau kelompok lain yang memiliki latar belakang sosial budaya berbeda. Sikap ini dapat menciptakan situasi positif, aman, dan tentram dalam lingkungan masyarakat multikultural. 6. Sikap Akomodatif Daftar Isi Apa Itu Inklusif? Inklusif dalam Masyarakat Manfaat Sikap Perilaku Inklusif dalam Masyarakat Perbedaan Inklusif dan Eksklusif Contoh Sikap Perilaku Inklusif dalam Masyarakat Hal yang Dilakukan Pemimpin Inklusif 1. Berkomitmen 2. Sadar Bias 3. Rasa Ingin Tahu Tinggi 4. Berani 5. Berkolaborasi 6. Kecerdasan Budaya Apa Itu Pendidikan Inklusif? Peran Orang Tua dalam Pendidikan Inklusif Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang inklusif sendiri sering disematkan pada kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan. Sebenarnya apa itu inklusif? Berikut penjelasan lengkap beserta contoh sikap dan Itu Inklusif?Inklusif diserap dari bahasa Inggris 'inclusion' yang memiliki arti mengajak masuk atau mengikutsertakan golongan lain yang beragam. Mengutip Dinar Westri Andini dan kawan-kawan dalam buku Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar, pengertian inklusif digunakan sebagai suatu pendekatan untuk membangun dan mengembangkan lingkungan yang terbuka bagi semua orang dengan berbagai latar belakang. Perbedaan latar belakang tersebut mencakup karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Inklusif berarti membuka kesempatan yang sama bagi semua orang tersebut untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban secara dunia pendidikan, istilah pendidikan inklusif merujuk pada penyatuan anak-anak penyandang jenis hambatan tertentu atau berkelainan dalam program pendidikan formal. Tujuannya agar anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak-anak dalam MasyarakatIstilah inklusif juga digunakan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Masyarakat yang inklusif adalah masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberagaman dan keberadaan. Mengutip situs Dinsos Kabupaten Buleleng, keberagaman dan keberbedaan itu diakomodasi ke dalam berbagai tatanan maupun infrastruktur yang ada dalam kehidupan itu, inklusivitas adalah sebuah pengakuan dan penghargaan atas keberadaan atau eksistensi keberbedaan dan keberagaman. Sebagai contoh penyandang disabilitas atau orang berkebutuhan khusus harus diperlakukan secara setara, tidak diskriminatif dan semena-mena, serta mendapatkan penghormatan dan Sikap Perilaku Inklusif dalam MasyarakatPerilaku inklusif dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, sikap perilaku ini menimbulkan berbagai manfaat. Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud, berikut manfaat dari sikap perilaku inklusif dalam perbedaan, sehingga memupuk persaudaraanMemperkuat modal sosial dan pengembangan jaringanMemupuk masyarakat yang terbuka dan saling menghargaiMengedepankan budaya musyawarah dalam memecahkan persoalanTerciptanya ketentraman dan kedamaianTerhindar dari pertikaian atau perpecahanPerbedaan Inklusif dan EksklusifSeperti sudah dijelaskan sebelumnya, inklusif merupakan serapan kata bahasa Inggris 'inclusion' yang memiliki arti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Kata ini menggambarkan tindakan di mana keberagaman dan keberbedaan diterima secara setara dan diperlakukan itu, mengutip situs Dinas Sosial Riau, lawan katanya adalah eksklusif yang berasal dari kata 'exclusion' yang berarti sikap memisahkan atau mengeluarkan. Kata ini biasanya menggambarkan suatu golongan atau kelompok dengan ciri-ciri khusus yang sama dan memisahkan diri dari kelompok dengan ciri-ciri Sikap Perilaku Inklusif dalam MasyarakatBagaimana sikap dan perilaku inklusif diterapkan dalam masyarakat sehari-hari? Berikut contohnya, mengutip situs Desa Inklusi dari Yayasan membangun jalan dan lingkungan yang ramah anak, difabel, orang tua, dan kelompok masyarakat lainnya yang bertanggung jawab mengupayakan ketersediaan layanan dan sarana bagi semua masyarakat, beserta kemudahan terbuka pada perbedaan ras, suku, agama, dan ideologi dalam lingkungan tetangga, sekolah, dan peran sesuai kapasitas masing-masing dan tidak mengecilkan orang lain dengan peran berbeda, karena pada akhirnya semua saling yang Dilakukan Pemimpin InklusifUntuk membentuk masyarakat yang inklusif, dibutuhkan pemimpin yang bersikap inklusif juga. Pemimpin inklusif adalah sosok pemimpin yang sadar akan bias yang dimiliki dirinya sendiri, kemudian berupaya aktif mencari dan mempertimbangkan setiap sudut pandang yang berbeda untuk mengambil hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin agar memiliki sikap perilaku inklusif, dilansir situs SDGs Youth BerkomitmenPemimpin inklusif memiliki komitmen terhadap keberbedaan dan keberagaman. Ia memperlakukan semua yang dipimpinnya secara adil dan hormat, memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan tersendiri, dan memastikan semuanya terlibat dalam memecahkan Sadar BiasPemimpin inklusif menyadari bahwa dirinya sendiri memiliki bias dalam berpikir. Kesadaran itu membuatnya terbuka pada berbagai saran dan umpan balik yang disampaikan berbagai pihak untuk melengkapi kelemahannya. Pemimpin inklusif juga tidak segan mengakui kesalahan dan Rasa Ingin Tahu TinggiPemimpin inklusif memiliki keingintahuan yang tinggi dan terbuka pada berbagai ide dan sudut pandang yang berbeda. Pemimpin dengan sifat ini mampu mendengarkan opini pihak lain tanpa cepat-cepat BeraniPerbedaan sering kali menimbulkan konflik. Namun, pemimpin inklusif berani untuk menghadapi perbedaan tersebut, bahkan mewadahinya agar justru dapat berkolaborasi menghasilkan sesuatu yang positif. Ia menciptakan ruang seluas-luasnya agar setiap kelompok dapat berkontribusi secara BerkolaborasiMenyambung sikap sebelumnya, pemimpin inklusif mengedepankan kolaborasi dalam setiap pengambilan keputusan dan kerjanya. Dia tidak bekerja sendiri atau mengambil semua kredit untuk dirinya sendiri, tetapi juga melibatkan pihak lain. Pemimpin inklusif mengutamakan soliditas Kecerdasan BudayaPemimpin inklusif pasti memiliki kecerdasan budaya, atau menyadari dan memperhatikan perbedaan budaya orang lain kemudian beradaptasi Itu Pendidikan Inklusif?Mengutip Olifia Rombot dalam jurnal Pendidikan Inklusif PGSD Binus, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik dengan kelainan dan memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang sama dengan peserta didik pada inklusif diselenggarakan dengan dasar dari UUD 1945 Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang Orang Tua dalam Pendidikan InklusifOrangtua memiliki peran penting dalam terselenggaranya pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dilansir situs Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, berikut peran yang dijalankan orangtua dalam pendidikan pendamping utama dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan advokat yang mengusahakan dan menjaga hak anak dalam mendapatkan layanan pendidikan inklusif sesuai sumber data yang akurat mengenai diri anak dalam usaha memfasilitasi pendidikan guru yang mendidik anak di luar jam penentu karakteristik dan jenis terapi anak di luar jam demikian penjelasan lengkap tentang inklusif dan pendidikan inklusif. Menurut detikers, bagaimana pendidikan dan kehidupan bermasyarakat di sekitar Anda saat ini? Apakah sudah inklusif? Selamat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari! Simak Video "Tenda Pelantikan P3K Pemkab Tasik Roboh, Peserta Berhamburan" [GambasVideo 20detik] des/fds bH96Pt.